Dulu sewaktu kecil saya begitu kagum dengan cerita-cerita
yang disampaikan tentang Rasulullah saw. Terutama sekali cerita-cerita yang
berkaitan dengan mukjizatnya. Beberapa diantara cerita-cerita tersebut adalah
mukjizat beliau bisa berbicara dengan pohon, lalu beliau juga bisa membelah
bulan, bahkan beliau juga bisa memancarkan air dari sela-sela jarinya.
Cerita-cerita tersebut begitu menakjubkan hingga rasanya begitu memuaskan
imajinasi seorang anak kecil yang bebas seperti saya.
Tak sedikitpun kekaguman itu pada mukjizat terbesarnya yakni
Al-Quran. Imajinasi waktu kecil belum mampu membuat saya menyadari bagaimana
sesungguhnya Al-Quran menjadi mukjizat
terbesar. “bagaimana mungkin sebuah kitab bisa menjadi mukjizat terbesar?,
bukankah membelah bulan jauh lebih hebat” fikir saya saat itu. Imajinasi anak
kecil memang cenderung kepada kekaguman pada kekuatan super. Itulah kenapa
biasanya kita sekali menonton film-film fiktik yang berlatar belakang kekuatan
super.
Namun semakin dewasa, penjelasan terkait dengan bagaimana
sebenarnya Al-Quran menjadi mukjizat terbesar Nabi saw semakin saya dapatkan.
Selain mendengar ceramah-ceramah baik itu di hari biasa ataupun yang banyak
dilakukan saat acara Nuzulul Quran, saya juga mulai mendapatkan pencerahan
tersebut dari buku-buku yang saya baca. Lalu dengan pencerahan tersebut
menjadikan alam bawah sadar saya meresapi makna bahwa sesungguhnya Al-Quran lah
mukjizat terbesar Nabi saw.
Penyadaran yang dibangun adalah konektifitas antara
imajinasi dengan realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
Al-Quran yang dikatakan sebagai mukjizat terbesar semakin terlegitimasi.
Al-Qur’an mengajarkan bahwa hidup ini adalah kesesuaian antara konsep dengan
aplikasi, dalam hal ini adalah keseluruhan konsep kehidupan manusia.
Al-Quran tidak hidup di alam awang-awang yang kemudian
menjelma dalam bentuk fisik menjadi sosok
yang memiliki kekuatan-kekuatan super atau magis. Keseluruhan isinya
adalah petunjuk-petunjuk, konsep, sumber ide, tuntunan-tuntunan, dan
dasar-dasar pengetahuan. Dimana semua itu adalah untuk kebutuhan manusia
sendiri dalam menjalani hidup.
Jika demikian, maka Al-Quran memberikan sesuatu
yang paling berharga dalam hidup, dan semuanya nyata. Nyata dalam arti
berkesesuaian dengan seluruh kebutuhan hidup manusia. Dengan begitu, Al-Quran
benar-benar menjadi mukjizat terbesar Nabi saw.