Menjaring Sahabat Utama - Amaq Solah
News Update
Loading...

Thursday, May 16, 2019

Menjaring Sahabat Utama



Sejarah telah mencatat bagaimana kumpulan sahabat-sahabat terbaik mampu menciptakan sebuah peradaban baru yang menakjubkan. Peradaban yang pada gilirannya mengubah wajah dunia, dan itu dimulai dari kelompok kecil yang mungkin paling terisolasi dunia pada saat itu. Merekalah kumpulan para sahabat yang dipimpin oleh seorang manusia utusan Tuhan bernama Muhammad saw.

Begitu banyak hikmah yang kita ambil dari kisah Nabi dan para sahabatnya terutama sekali tentang bagaimana menjalin sebuah ikatan persahabatan yang begitu solid. Salah satu dari sekian banyak adalah usaha mentransformasi nilai-nilai kebaikan. Untuk membentuk ikatan persahabatan yang begitu solid, maka harus ada jaminan terhadap transformasi nilai-nilai kebaikan antar individu. Dalam istilah Lindsworsky disebut sebagai Motievencultuure.

Nilai kebaikan mesti teraktualisasi dalam bentuk prilaku luhur, sikap dan pola prilaku yang manusiawi dan memanusiakan. Sehingga sangat sulit bagi pribadi manapun untuk menolak meyakini seruan-seruan teologis misalnya, sebagai sebuah kebenaran yang patut diikuti dan dipercayai. Sebagaimana memang hal tersebut adalah misi utama Nabi.

Karena jauh sebelum nabi menyeru akan seruan teologis (atas nama Tuhan), Nabi terlebih dahulu mampu menjadi contoh terbaik dari aktualisasi nilai kebaikan. Salah satunya tercermin dari gelar beliau “al-amin” yang berarti amanah, jujur dan terpercaya. Inilah yang membuat orang-orang yang disekeliling beliau berubah menjadi sahabat yang sangat solid sekaligus menjadi pengikut Nabi yang sangat setia.

Kondisi yang sangat jauh berbeda dengan fenomena di zaman sekarang ini. Orang menyeru atas nama Tuhan, tetapi disaat yang sama menginjak-injak nilai kemanusiaan. Lalu memaksa-maksa orang menyembah Tuhan dengan dalih surga neraka. Maka, jangan pernah berharap untuk mendapatkan pengikut atau sahabat-sahabat yang dikemudian hari mampu membuat peradaban yang lebih baik.

Karena menjaring sahabat utama seperti itu tidak pernah didapatkan melalui paksaan. Ia hanya mampu di dapat melalui komitmen personal untuk mengejewantahkan nilai-nilai kebaikan yang memanusiakan manusiakan, seperti yang telah dilakukan oleh Nabi saw.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done