Sejarah telah mencatat bagaimana kumpulan sahabat-sahabat
terbaik mampu menciptakan sebuah peradaban baru yang menakjubkan. Peradaban yang
pada gilirannya mengubah wajah dunia, dan itu dimulai dari kelompok kecil yang
mungkin paling terisolasi dunia pada saat itu. Merekalah kumpulan para sahabat
yang dipimpin oleh seorang manusia utusan Tuhan bernama Muhammad saw.
Begitu banyak hikmah yang kita ambil dari kisah Nabi dan
para sahabatnya terutama sekali tentang bagaimana menjalin sebuah ikatan persahabatan
yang begitu solid. Salah satu dari sekian banyak adalah usaha mentransformasi
nilai-nilai kebaikan. Untuk membentuk ikatan persahabatan yang begitu solid,
maka harus ada jaminan terhadap transformasi nilai-nilai kebaikan antar
individu. Dalam istilah Lindsworsky disebut sebagai Motievencultuure.
Nilai kebaikan mesti teraktualisasi dalam bentuk prilaku
luhur, sikap dan pola prilaku yang manusiawi dan memanusiakan. Sehingga sangat
sulit bagi pribadi manapun untuk menolak meyakini seruan-seruan teologis misalnya,
sebagai sebuah kebenaran yang patut diikuti dan dipercayai. Sebagaimana memang
hal tersebut adalah misi utama Nabi.
Karena jauh sebelum nabi menyeru akan seruan teologis (atas
nama Tuhan), Nabi terlebih dahulu mampu menjadi contoh terbaik dari aktualisasi
nilai kebaikan. Salah satunya tercermin dari gelar beliau “al-amin” yang
berarti amanah, jujur dan terpercaya. Inilah yang membuat orang-orang yang
disekeliling beliau berubah menjadi sahabat yang sangat solid sekaligus menjadi
pengikut Nabi yang sangat setia.
Kondisi yang sangat jauh berbeda dengan fenomena di zaman sekarang
ini. Orang menyeru atas nama Tuhan, tetapi disaat yang sama menginjak-injak
nilai kemanusiaan. Lalu memaksa-maksa orang menyembah Tuhan dengan dalih surga neraka.
Maka, jangan pernah berharap untuk mendapatkan pengikut atau sahabat-sahabat
yang dikemudian hari mampu membuat peradaban yang lebih baik.
Karena menjaring sahabat utama seperti itu tidak pernah
didapatkan melalui paksaan. Ia hanya mampu di dapat melalui komitmen personal untuk
mengejewantahkan nilai-nilai kebaikan yang memanusiakan manusiakan, seperti
yang telah dilakukan oleh Nabi saw.