Sekelebat Tentang Hidayah - Amaq Solah
News Update
Loading...

Wednesday, May 15, 2019

Sekelebat Tentang Hidayah



Sebuah kisah yang penuh dengan hikmah jika kita menyimak kembali kisah meninggalnya paman Rasulullah Muhammad saw yakni Abu Thalib. Kisah yang menceritakan kita bagaimana kita memaknai secara mendalam makna sebuah hidayah. Seperti yang kita tahu, Abu Thalib adalah paman nabi. Ia turut serta membesarkan nabi setelah ditinggal mati oleh kakeknya yakni abdul Muthalib,yang juga ayah dari Abu Thalib sendiri.

Ia tidak hanya membesarkan, tetapi juga mengajarkan nabi bagaimana cara berniaga. Lebih dari itu, Abu Thallib juga menjadi pelindung utama Nabi setelah diangkatnya menjadi Nabi. Itulah mengapa nabi sangat mencintai Abu Thalib. Sehingga nabi terus menerus menuntunnya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. 

Namun sampai nafas terakhir, Abu Thalib tidak mengucapkannya. Nabi sangat menyesal hingga membuat beliau terus-menerus mendoakan keselamatannya walau ia telah meninggal. Dari peristiwa itu maka turunlah firmah Allah yang membuat kita belajar memaknai makna arti hidayah.

Allah berfirman“sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi. Sesungguhnya Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakinya”.(Quran 28:56).

Dari keterangan firman Allah diatas, sejenak kita akan faham jikalau yang namanya hidayah adalah murni merupakan hak preogratif Allah swt. Tidak ada satupun yang berhak memberikan hidayah kecuali Dia semata. Disisi lain kita akan faham bahwa tugas seorang Rasul hanyalah sebagai pembawa risalah. Meski diberikan kelebihan istimewa dibanding dengan manusia yang lainnya, namun tetaplah kewajibannya hanyalah sekedar menyampaikan. Soal hidayah maka akan kembali kepada keputusan Allah swt.

Jika seorang rasul saja;manusia paripurna, maksum dari dosa, tidak mampu memberikan hidayah, bagaimana dengan kita? Insan yang penuh dosa dan salah ini. Alih-alih mampu memberikan hidayah, jangan-jangan kita sendiri tidak mendapatkannya. Untuk itu, selayaknya untuk kita terus memohon dalam setiap doa kita agar selalu diberikan hidayah. Bahkan, ketikan kita merasa sedang menyampaikan ajaranNya, kita tidak boleh lupa untuk memintakan hidayah untuk diri kita sendiri agar apa yang kita sampaikan bermanfaat untuk diri kita sehingga bisa membawa kita kejalan yang lebih benar.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done