Sebuah kisah yang penuh dengan hikmah jika kita menyimak
kembali kisah meninggalnya paman Rasulullah Muhammad saw yakni Abu Thalib.
Kisah yang menceritakan kita bagaimana kita memaknai secara mendalam makna
sebuah hidayah. Seperti yang kita tahu, Abu Thalib adalah paman nabi. Ia turut
serta membesarkan nabi setelah ditinggal mati oleh kakeknya yakni abdul
Muthalib,yang juga ayah dari Abu Thalib sendiri.
Ia tidak hanya membesarkan, tetapi juga mengajarkan nabi
bagaimana cara berniaga. Lebih dari itu, Abu Thallib juga menjadi pelindung
utama Nabi setelah diangkatnya menjadi Nabi. Itulah mengapa nabi sangat
mencintai Abu Thalib. Sehingga nabi terus menerus menuntunnya untuk mengucapkan
dua kalimat syahadat.
Namun sampai nafas terakhir, Abu Thalib tidak
mengucapkannya. Nabi sangat menyesal hingga membuat beliau terus-menerus mendoakan
keselamatannya walau ia telah meninggal. Dari peristiwa itu maka turunlah
firmah Allah yang membuat kita belajar memaknai makna arti hidayah.
Allah berfirman“sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi.
Sesungguhnya Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakinya”.(Quran
28:56).
Dari keterangan firman Allah diatas, sejenak kita akan faham
jikalau yang namanya hidayah adalah murni merupakan hak preogratif Allah swt. Tidak
ada satupun yang berhak memberikan hidayah kecuali Dia semata. Disisi lain kita
akan faham bahwa tugas seorang Rasul hanyalah sebagai pembawa risalah. Meski diberikan
kelebihan istimewa dibanding dengan manusia yang lainnya, namun tetaplah
kewajibannya hanyalah sekedar menyampaikan. Soal hidayah maka akan kembali
kepada keputusan Allah swt.
Jika seorang rasul saja;manusia paripurna, maksum dari dosa, tidak mampu memberikan
hidayah, bagaimana dengan kita? Insan yang penuh dosa dan salah ini. Alih-alih mampu
memberikan hidayah, jangan-jangan kita sendiri tidak mendapatkannya. Untuk itu,
selayaknya untuk kita terus memohon dalam setiap doa kita agar selalu diberikan
hidayah. Bahkan, ketikan kita merasa sedang menyampaikan ajaranNya, kita tidak
boleh lupa untuk memintakan hidayah untuk diri kita sendiri agar apa yang kita
sampaikan bermanfaat untuk diri kita sehingga bisa membawa kita kejalan yang
lebih benar.