Efek Tafsir Lailatul Qadr - Amaq Solah
News Update
Loading...

Saturday, June 1, 2019

Efek Tafsir Lailatul Qadr



”Lailatul Qadri khairummin alfi syahr” adalah salah satu penggalan ayat dalam Al-Quran (surat Al-Qadr ayat ke-3)yang menerangkan tentang apa yang dimaksud dengan Lailautul Qadr. Keterangan singkat yang menyisakan beribu pertanyaan lagi tentang hakikat sebenarnya dari Lailatul Qadr. Ada yang menafsirkan secara numerik, bahwa seribu bulan berarti sekitar 83 tahun, dengan begitu beribadah pada malam diturunkannya Lailatul Qadr sama artinya dengan beribadah sebanyak tahun tersebut.

Ada yang yang secara metafor menganggap bahwa seribu bulan bermakna kebaikan yang banyak, meningkatnya kualitas ibadah. Seribu bulan juga menunjukkan waktu yang panjang sehingga kemudian ia dikaitkan dengan kualitas ibadah yang tidak pernah putus atau yang biasa dikenal dengan istiqamah (konsisten). Sehingga ibadah yang dilakukan secara istiqamah, secara khusus pasca Ramadhan adalah Lailatul Qadr itu sendiri.

Ada pula yang mengartikannya secara ikonik dan mitologis. Bahwa lailatul Qadr memiliki tanda-tanda kedatangan kepada individu yang akan diberikan seribu kelebihan berupa pemandangan pohon terbalik, air tidak keluar dari wadahnya saat dipakai wudhu padahal diisi penuh. Atau semburat cahaya yang jatuh tepa didepan sendiri. Yang jika memanjatkan doa pada saat tanda-tanda itu muncul, secepat mungkin doa itu akan terkabul.

Tafsir akan selalu menjadi inspirasi bagi pemeluknya. Dalam hal tafsir Lailatul Qadr dan dari sekian banyak tafsir tentangnya, kitalah yang memilih yang mana akan kita yakini dan itu akan menginsipirasi kita dalam sikap. Jika kita meyakini tafsirnya yang numerik, mungkin kita akan hitung-hitung balasan pahala ibadah kita dan merasa puasa hanya sekedar memperbanyak ibadah pada hari ganjil.

Lalu jika kita meyakini tafsir ikonik atau mitosnya, bisa jadi malah kita malas beribadah, karena menganggap Lailatul Qadr tidak ada kaitannya dengan ibadah itu sendiri. Ia bak Jin yang keluar dari lampu ajaib dan bertanya kepada empunya “silakan mengajukan satu permintaan”, darr, apa yang diminta lantas terwujud.

Dan bagi yang meyakini tafsir metafornya, akan fokus pada peningkatan ibadah tanpa memilah milih ganjil genapnya hari-hari akhir Ramadhan. secara terus menerus ia melakukan intropeksi diri dalam rangka perbaikan kualitas ibadah. Baginya, kualitas ibadah yang terus menerus membaik adalah wujud nyata dari Lailatul Qadr.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done