ESC Nowadays Leaders - Amaq Solah
News Update
Loading...

Friday, August 2, 2019

ESC Nowadays Leaders



Suatu ketika Napoleon Bonaparte pernah berkata “There are no bad soldier, only bad officer”(Kartini Kartono:2014). Meski tidak sepenuhnya benar, tetapi kita bisa mengambil pelajaran bahwa pada dasarnya kebaikan dan keburukan sebuah pasukan tergantung seberapa baik dan buruk pemimpinnya. Ini menunjukkan betapa strategisnya peran seorang pemimpin terhadap yang dipimpinnya. Meski terkadang pasukan yang dipimpinnya tidak terlalu baik, jika seorang pemimpin memiliki karakter yang baik dan kemampuan yang hebat maka pasukan yang dipimpinnya cenderung akan mengikuti. 

Namun jika pemimpinnya memiliki perangai buruk dan kemampuan yang tidak memadai, maka pasukannya pun akan terpengaruh menjadi demikian. Ini sesuai dengan sebuah ungkapan “pasukan kambing yang dipimpin oleh seeokor singa jauh lebih hebat dari pasukan singa yang dipimpin oleh seekor kambing”.

Pemimpin memang sangat menentukan bagaimana perjalanan sebuah kelompok atau organisasi. Banyak teori-teori kepemimpinan yang lahir dari harapan-harapan mendapatkan pemimpin yang ideal. Namun pada faktanya, sejarah membuktikan bahwa sesungguhnya tidak ada pemimpin yang benar-benar mampu mengisi daftar tipe-tipe kepemimpinan secara sempurna. 

Akan selalu ada sisi kurang dari seorang pemimpin tersebut, dibalik semua kelebihan yang dimiliki. Apalagi jika terminannya adalah kepuasan personal dari setiap individu yang dipimpinnya. Untuk itu, pembahasan tentang kepemimpinan boleh saja secara terus menerus berbicara tentang daftar “kesempurnaan” itu, akan tetapi pada kenyataannya penting kiranya membatasi diri pada domain “kebutuhan organisasi” dan hubungannya dengan tipe kepemimpinan yang layak untuk itu.

Sejalan dengan itu, saya ingin mengulas sedikit tentang kepemimpinan ESC dengan tipe pemimpin yang dibutuhkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemimpin ESC masa depan: 1. Memiliki modal bahasa inggris yang baik, 2. Memiliki semangat belajar yang tinggi, 3. Memahami sejarah ESC, 4. Memahami citizenship  ESC, 5. Fokus, 6. Menguasai administrasi dengan baik, dan 7. Visioner. Ketujuh kategori tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan untuk dijadikan syarat pemilihan pemimpin bagi para anggota yang nantinya akan menyampaikan hak-hak suaranya pada saat Members Meeting. Untuk memperjelas makna dari kategori tersebut, berikut saya jelaskan satu persatu dari kategori tersebut.

1. Memiliki modal bahasa inggris

UKM ini didirikan diatas cita-cita akselerasi kemampuan berbahasa Inggris para anggotanya. Oleh sebab itu penting kiranya bagi para pemimpin ESC memiliki modal bahasa inggris. Untuk memiliki modal tersebut tentunya mereka sudah melalui dinamika proses belajar yang tidak mudah. 

Dengan demikian, itu akan cukup membantu mereka memahami dinamika pengajaran bahasa inggris kepada anggotanya. Sehingga mereka akan mengetahui hal-hal apa saja yang sekiranya penting dibutuhkan dalam kerangka program kerjanya. Selain itu secara simbolis, mereka adalah representasi dari organisasi tersebut yang jelas-jelas konsen dalam pengembangan bahasa inggris. Apa jadinya jika pemimpinnya sendiri tidak mampu (minimal) berkomunikasi dengan bahasa tersebut.

2. Memiliki semangat belajar yang tinggi

Saya memahami kondisi setiap pengurus baru yang kadang sedikit bingung tentang bagaimana menjalankan tugas dan tanggung jawab di masing-masing pos-pos struktural mereka. Meski terkadang mereka sendiri pernah mengemban tanggung jawab sebelumnya menjadi pengurus. Ini wajar saja menurut saya. Dalam hal ini yang paling dibutuhkan adalah semangat belajar yang tinggi. Dengan durasi waktu yang cukup singkat (hanya 1 tahun) maka mereka mesti menjadi fast learner

Tidak bisa tidak, untuk menjadi fast learner mereka harus memiliki semangat belajar yang tinggi. Dengan begitu tentunya mereka akan mencari sumber-sumber belajar yang tepat;konsultasi dengan Pembina, diskusi bersama senior, membaca buku,dsb. jika tidak demikian, maka satu tahun akan terlewati hanya dengan trial and error saja.

3. Memahami sejarah ESC

Saya tidak hanya berharap calon-calon pemimpin masa depan ESC memahami sejarah organisasi tersebut. Lebih dari itu mereka mestinya mampu menyerap nilai-nilai baik dan pelajaran berharga darinya. Sehingga dengan pijakan sejarah itu mereka mampu menatap masa sekarang dengan inovasi-inovasi yang mampu membuat ESC lebih baik lagi di masa yang akan datang. Dengan begitu pula mereka tidak perlu khawatir akan disrupsi ESC ketika mereka melakukan inovasi-inovasi tersebut.

4. Memahami citizenship ESC

Sudah mafhum kiranya jika salah satu jargon ESC adalah “We are family” yang berarti bahwa kekeluargaan sangat diutamakan di organisasi ini. Sejauh ini jargon tersebut sudah mampu diaktualisasikan sehingga berefek kepada rasa nyaman dalam berinteraksi dan bekerjasama menyelesaikan tanggung jawab bersama. Kekeluargaan yang dibangun ini adalah sesuai dengan salah satu resep yang diberikan oleh Tim Leberecht[i] yang disebut intimacy.

5. Fokus

Dalam KBBI salah satu arti fokus adalah memusatkan perhatian. Ini berarti para calon pemimpin masa depan ESC harus mampu memusatkan perhatian terhadap agenda-agenda organisasi. Tidak terganggu oleh sesuatu di luar tanggung jawab tersebut. Salah satu caranya adalah menentukan skala prioritas dari setiap tanggung jawabnya. Dengan begitu penyelesasian tugas-tugas tersebut akan lebih terarah.

Prioritas itu sendiri adalah indikator tingkat kefokusan. Semakin sedikit prioritas maka semakin tinggi tingkat ke-fokus-an. Namun jika prioritas itu banyak, maka pada dasarnya kita tidak fokus karena semua menjadi prioritas yang berarti semua harus dikerjakan pada waktu yang bersamaan. Ada kata-kata bijak yang mengatakan “If you have more than three priorities, you have no priority”.

6. Menguasai administrasi dengan baik

Organisasi tidak mungkin berjalan dengan baik jika manajemennya tidak sehat. Sedangkan manajemen yang sehat ditentukan oleh administrasi yang baik. Ini berarti administrasi yang baik tersebut adalah akar bagaimana sebuah kepemimpinan tercipta. Apakah akan menjadi baik atau buruk, tergantung bagaimana baiknya administrasinya. Maka dari itu tidak ada alasan bagi pemimpin-pemimpin ESC untuk tidak menguasai ilmu administrasi.

7. Visioner

Sebuah organisasi boleh saja berjalan seperti yang diharapkan atau sesuai target dan standar-standar yang sudah ditetapkan. Akan tetapi jika para pemimpinnya tidak memiliki sifat visioner maka organisasi tersebut tidak akan pernah mengalami progress. Malah yang terjadi semakin lama organisasi tersebut akan stagnan dan pada akhirnya akan mengalami kemunduran.
Itulah beberapa poin yang saya pandang penting diperhatikan oleh siapapun yang ingin menjadi pemimpin di UKM ESC. 

Terakhir, saya ingin mengkomfirmasi kata-kata “Pemimpin” yang banyak saya pakai dalam bentuk jamaknya yakni “Pemimpin-pemimpin/para pemimpin”, ini karena saya meyakini bahwa pemimpin dalam makna yang sebenarnya adalah “sebuah fungsi” bukanlah jabatan/posisi[ii]. Sehingga dalam anggapan saya bahwa setiap individu di ESC disebut pemimpin diukur dari seberapa baik dia menjalankan fungsinya, dan siapapun berpeluang untuk itu.



[i] ted.com
[ii] Ini sesuai dengan apa yang telah dikatakan TGB dalam salah satu wawancaranya yang mengatakan bahwa kepemimpinan itu adalah soal fungsi bukan soal jabatan atau posisi.


Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done