Setiap tahun menjelang transisi kepemimpinannya, UKM English
Speaking Club (ESC) Universitas Hamzanwadi selalu mengadakan pelatihan yang
disebut OLT, singkatan dari Organization Leadership Training. Ini adalah salah
satu upaya meningkatkan kapasitas kaitannya dengan kepemimpinan itu sendiri.
Secara taktis, tujuannya adalah mempersiapkan kader yang matang dan
professional dalam mengeksekusi program-program kerjanya.
Namun pertanyaannya kemudian, sejauh mana efektifitas dari
OLT yang setiap tahun (baca:sekali dalam setahun) dilaksanakan untuk mencetak members yang layak menjadi
pemimpin-pemimpin berikutnya? Melihat pelaksanaan OLT hanya beberapa hari saja.
Padahal materi-materi tentang pemimpin dan kepemimpinan bahkan sudah menjadi
suatu disiplin ilmu1. Artinya, butuh waktu bertahun-tahun dan harus
melewati sederet jenjang akademik untuk menguasai(ilmu)nya.
Lalu apa yang menjadi jaminan bahwa satu dua hari
pelaksanaan akan memberikan dampak yang signifikan? Tidak ada! Lalu dengan
demikian apakah pelaksanaannya ditiadakan saja? Saya kira tidak begitu. Disini
yang perlu dilakukan adalah sedikit pembenahan baik melalui pengembangan sistem
atupun peningkatan kapasitas secara mandiri.
Pertama, pengembangan system bisa dengan cara menambah
durasi pembelajaran atau pemberian materi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Untuk mewujudkan ini, OLT sebaiknya dilaksanakan lebih dari satu kali, bisa
dengan membuat kelas-kelas yang berjenjang dimana satu sama lain memiliki
materi yang integrated. Sebagai
contoh: kelas kepemimpinan level I-yang selanjutnya saya sebut OLT I-fokus
membahas materi kepemimpinan dasar seperti teori-teori dasar kepemimpinan. Pada
OLT II, bisa dilanjutkan dengan materi-materi praktis yang merupakan kelanjutan
dari kelas sebelumnya, dan begitu seterusnya.
Namun, perbaikan system tidak mungkin akan maksimal jika
kemandirian dalam belajar tidak ada dalam setiap individu-individu ESC.
Sedangkan kemandirian ini akan hadir jika diikuti oleh kesadaran penuh untuk
bisa melaksanakan tanggung jawab secara all out. Adapun terkait dengan kemandirian
ini, sejauh ini beberapa individu yang diberikan otoritas tertinggi atau sebut
saja pengurus inti ESC sudah cukup mandiri dengan selalu mengunjungi pembina,
senior-senior untuk menyerap pengetahuan sekaligus pengalamannya. Ini patut
kita apresiasi.
Tetapi tentu tidak cukup sampai disini. Harapannya kedepan
adalah setiap individu itu, mulai dari pengurus inti sampai dengan seluruh
anggota ESC mesti mencari sumber-sumber belajar yang relevan
sebanyak-banyaknya. Dengan pengetahuan dari sumber belajar yang banyak maka
akan terwujud pengetahuan utuh, sehingga dengannya akan menjadi penuntun dalam
menjalankan tugas kepemimpinan dengan baik dan benar. Pada akhirnya, melalui
perbaikan system pelaksanaan kegiatan dan kemandirian individu, maka usaha
peningkatan kapasitas dalam hal kepemimpinan dijamin lebih efektif. Alhasil,
organisasi akan semakin lebih maju dan mampu menjawab tantangan zaman.