I hate Plan B - Amaq Solah
News Update
Loading...

Saturday, February 15, 2020

I hate Plan B




Arnold Schwazenegger dalam sebuah pidatonya pernah berkata,“I hate plan B. And I tell you why. You have so many doubters. You have so many of those people that say no, you can’t do it, that’s imposible. But when you start doubting yourself that is very dangerous.” Ia menegaskan bahwa plan B hanya membuat orang meragukan dirinya, meragukan kemampuannya. Baginya, Plan B juga menjadi penyebab orang takut menghadapi kegagalan. Orang juga cenderung lari dari kenyataan kegagalan tanpa berfikir tetap menghadapinya dan berjuang sampai meraihnya.

Ia kemudian mencontohkan dengan  mengutip sebuah jawaban dari pebasket legendaris Michel Jordan ketika seorang host menginterviewnya dengan mengatakan bahwa ia adalah pebasket tersukses sepanjang masa. Apa yang dikatakan Jordan dengan pernyataan itu? Ia lalu mengatakan bahwa orang hanya cenderung melihat kesuksesan yang ia raih tanpa melihat bahwa sebelum mencapai prestasi dengan kemampuan super itu, ia telah melewati tidak kurang dari 9000 kegagalan shot.

Tidak jauh beda dengan apa yang dikatakan Arnold, begitulah apa yang ada dibenak saya selama ini dan apa yang telah saya lewati dalam ikhtiar saya. Sebagai anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, mungkin sebuah kemustahilan mengharapkan melanjutkan studi master saya dengan biaya sendiri. Maka dari itu saya sadar jalan satu-satunya hanyalah melalui beasiswa.

Beberapa kali mencoba keberuntungan melalui beasiswa tak lantas membuat saya langsung meraihnya. Kegagalan demi kegagalan menghampiri. Persis seperti dikatakan Arnold, beberapa orang mengatakan kepada saya bahwa mungkin ini takdir saya. Beasiswa bukanlah jalan saya. Lebih parah saat orang dekat sendiri mengatakan saya memang tidak mampu melakukannya dan menyarankan jalan lain saja.

Tidak sampai seperti Arnold yang mengatakan “I hate plan B”, Tetapi entah kenapa hati dan fikiran saya seolah tidak mau beranjak dan memiliki “plan B”. Tuntutan memenuhi kebutuhan keluarga tak sampai menghalangi saya untuk terus memikirkan dan berusaha mencari jalan agar bisa meraih plan satu-satunya yakni melanjutkan studi. Meski tanpa bermaksud naïf bahwa peran istri dan orang tua saya sebagai supporter utama saya tidak pernah pupus.

Mungkin ini pula yang dimaksud TGB bahwa doa pasti terkabulkan, dan akan semakin cepat terkabulkan jika doa sesuai dengan ikhtiar. Sambil kerja serabutan, saya tetap mencari dan melengkapi persiapan beasiswa yang selama ini saya impikan. Sampai datanglah beasiswa NTB di bawah kepemimpinan Zul-Rohmi. Singkat cerita, sayapun menjadi salah satu Awardee beasiswa ini.

Jika kita terbiasa khawatir,lalu seringkali memiliki perencanaan yang menumpuk, melaksanakan segala sesuatunya dengan alternative-alternatif rencana yang lain (karena takut akan kegagalan), dan belum bisa meraih apa yang sesungguhnya benar-benar kita impikan, mungkin ada baiknya sesekali kita mengatakan, “I hate plan B”.

Amaq Solah
Kajang, 10/02/2020 ditemani teh tanpa gula


Share with your friends

Give us your opinion
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done