Mendulang Hikmah Penyanyi Disabilitas - Amaq Solah
News Update
Loading...

Friday, June 16, 2023

Mendulang Hikmah Penyanyi Disabilitas


Sumber: Screenshot video AGT

“Jangan bersedih, Tuhan mengirim jalan keluar di saat keadaan paling pelik. Sesungguhnya hujan deras tidak datang kecuali dari awan yang paling gelap”. Rumi

Panik, gusar, gelisah, sedih, takut, dan segala perasaan buruk pasti akan dialami orang tua manapun saat dihadapkan pada kondisi buah hati yang terlahir premature. Sebagai orang tua, saya memang belum merasakannya (tentu saja saya berharap tidak akan pernah mengalaminya, meski saat ini istri saya sedang mengandung anak kembar, yang kemungkinan prematurnya sangat besar). Namun, nun jauh sana, 17 silam, seorang Ibu di Riau bahkan harus menerima kenyataan kalau anak pertamanya, yang sekaligus cucu pertama dari orang tua dan mertuanya, terlahir di usia kandungan 6 bulan 18 hari. Suatu batas usia minimum janin seorang manusia bisa bertahan hidup kalaupun harus menatap dunia sebelum waktu idealnya tiba. Dengan bahasa yang lebih sederhana, peluang hidupnya rendah.

Ia dan suaminya tidak menyerah. Setelah tiga bulan berada di inkubator, sang bayi premature harus dibawa ke Singapura karena gejala katarak di kedua matanya. Tak pelak lagi ini menambah rasa terpuruk kedua orang tuanya. Gelap segelap malam , mungkin begitulah suasana hati kedua orang tuanya, terlebih saat mendengar peluang kedua mata anaknya sangat kecil untuk kembali normal. Sempat ada suara lirih dalam hati sang ibu, “mengapa harus aku yang menerima kenyataan ini?”. Namun tak lama ia segera menyadari, apapun yang terjadi, ini di luar kendalinya, yang berarti bahwa ini adalah keinginan sang kuasa. Ia akhirnya pasrah dan merubah prasangkanya bahwa pasti ada hikmah dibalik anugerah ini.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, sang anak mulai tumbuh meski tanpa penglihatan. Keterbatasan itu justru lambat laun mulai menunjukkan suatu keistimewaan. Mata yang tertutup ternyata malah meningkatkan kemampuan indra yang lain. Sang anak yang tuna netra itu memiliki kepekaan yang tinggi pada nada. Ya, kemampuan telinganya justru meningkat tajam. Ia belajar memainkan piano secara autodidak. Lalu mulai mengikutinya dengan iringan lagu. Lambat laun ini membentuk kemampuannya menjadi seorang penyanyi cilik yang istimewa.

Bakat istimewa yang dimiliki sang anak tidak serta merta mendapatkan pengakuan. Walau demikian, sang ibu tidak pantang menyerah untuk mendukung anaknya. Ia sampai rela meninggalkan pekerjaannya demi cita-cita anaknya tercapai. Meski begitu, tidak serta merta bakat emas sang anak mendapatkan pengakuan. Dia mencoba ikut berbagai event-event lomba kecil tetapi hanya berakhir dengan kekalahan. Kekalahannya bukan semata karena kemampuannya kurang bagus, tetapi seringkali karena fisiknya yang dianggap tidak normal. Tidak normal berarti tidak pantas jadi penyanyi idaman masa depan.

Sang anak tidak pernah menyerah. Ia mencoba menunjukkan bakat emasnya di panggung salah satu acara pencarian bakat salah satu TV Nasional. Para juri terpukau dengan suara tinggi nan syahdu dari anak tuna netra berusia delapan tahun. Kilauan emas nyatanya hanya bisa dilihat oleh penggali emas ulung. Tak heran, ia lalu keluar sebagai pemenang dalam acara tersebut. Tahun demi tahun berlalu, ia terus mengasah bakatnya dengan masuk sekolah musik. Setidaknya delapan karya telah tercipta dari tangannya yang bisa langsung dinikmati di kanal Youtube miliknya. Dia juga telah men-cover berbagai macam lagu terkenal. Jangan tanya apa dia bisa membaca Quran atau tidak, karena suara merdunya akan memanjakan telinga anda saat mendengarnya melantunkan kitab suci itu.

Menginjak usia 17 tahun, sang anak mencoba mengikuti salah satu ajang pencarian bakat terbesar dunia: American Got Talent. Sudah pasti targetnya adalah memenangi ajang itu seperti yang ia lakukan 9 tahun silam di Indonesia. Namun faktanya, keinginan sebenarnya adalah agar bisa meraih impiannya yang jauh lebih besar: sekolah di Juilliard School. Salah satu sekolah seniman terbaik di Amerika Serikat, bahkan dunia. Oleh karenanya, ia tidak pernah membayangkan penampilan pertamanya akan membuat seluruh mata dunia tertuju padanya. Dua lagu yang ia bawakan mampu menggemparkan panggung acara itu. Para juri semakin ternganga takjub saat ia mengatakan bahwa lagu pertamanya adalah ciptaannya sendiri. Ini pula yang membuat Simon, sang juri paling kritis, menekan tombol Gold Buzzer.

Tangis pecah. Semua orang mengusap matanya, semua orang terharu. Kedua orang tua sang anak memeluk erat buah hati mereka yang mungkin tidak pernah terfikirkan akan membawa kebanggaan dan kebahagiaan yang sedemikian rupa saat ini jika diingat dulu saat sang anak lahir penuh dengan keterbatasan, yang sempat menyisakan pilu bagi kedua orang tuanya. Di akhir perayaan Golden Buzzer, Terry Crews sang pembawa acara meminta penonton sekali lagi memberikan apresiasi kepada sang anak, one more time for Putri Ariani! Panggung seketika bergumuruh lebih hebat lagi dengan tepuk tangan.

Itulah sekelumit kisah perjalanan indah Putri Ariani. Hingga tulisan ini dibuat, ia telah keliling menghadiri undangan dari satu stasiun ke stasiun TV. Bahkan dua hari sebelumnya, ia telah menginjakkan kaki di Istana negara atas undangan pak Presiden. Berbagai pihak membanggakannya dan mendukung dia meraih impiannya. Semoga saja.

Terlepas dari apakah Putri Ariani meraih juara atau tidak nanti, banyak pelajaran yang bisa kita petik dari kisah hidupnya. Kita tidak boleh larut dalam duka dan kesedihan. Jangan-jangan apa yang kita anggap paling buruk justru yang terbaik untuk kita. Jangan-jangan saat kita berada pada satu titik paling nadir dalam hidup kita, itulah saat yang tepat untuk kita mulai menanjaki tangga kebahagiaan. Persis seperti kata Rumi di atas, “Jangan bersedih, Tuhan mengirim jalan keluar di saat keadaan paling pelik. Sesungguhnya hujan deras tidak datang kecuali dari awan paling gelap”.

Lombok Timur, 16 Juni 2023


Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done